Pemateri Pelatihan

Pelatihan Manajemen Surveilans yang dilaksanakan oleh Pengurus Daerah IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)/Public Health Association of Indonesia Prov. Sulawesi Tenggara Republik Indonesia (11 Mei 2013)

Peresmian Gedung Baru FKM UHO

Bersama Rektor Universitas Halu Oleo Kendari “Prof. DR. Ir. H. Usman Rianse, MS”, dalam peresmian gedung baru Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.

IAKMI : Bakti Sosial Korban Banjir

Tim bantuan sosial Pengurus Daerah IAKMI Prov. Sulawesi Tenggara, memberikan bantuan kepada korban banjir di Kecamatan Kapoaila Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Republik Indonesia

Bersama Istri Tercinta

Dalam suasana lebaran idul adha 2013 bersama Istri “Devi Savitri Effendy”

My Lovely Son and His Sister

Belajar menyukai gitar di usia dini berdua bersaudara “Barakh Alfath Tosepu" dan "Sansiviera Kesha Qalbi Tosepu”

Rabu, Februari 25, 2009

Kesehatan Masyarakat Desa Muara Sampara

Desa Muara Sampara merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Luas Desa Muara Sampara adalah ± 430 Ha/m2 dan merupakan daerah topografi berupa pesisir dengan pesebaran penduduk mengikuti jalur jalan. Desa Muara Sampara memiliki jumlah penduduk sebanyak 462 jiwa





Keadaan Kesehatan Lingkungan

a. Perumahan


Kondisi perumahan Desa Muara Sampara lebih didominasi oleh rumah-rumah panggung. Rumah panggung memang bentuk rumah yang paling cocok dengan kondisi alam di Desa Muara Sampara. Seperti telah dijelaskan sebelumnya desa ini berupa daerah pesisir, sering diguyur air laut ketika pasang naik. Namun, kebanyakan rumah-rumah ini masih menggunakan atap rumbia yang kurang baik dari segi kesehatan.

b. Air bersih

Masyarakat di Desa Muara Sampara menggunakan air sumur sebagai sumber airnya, tetapi ada juga yang menggunakan air sungai/kali ataupun air hujan. Sebagian besar masyarakat di Desa Muara Sampara menggunakan air sumur sebagai sumber air bersih/minumnya yaitu sebanyak 60 kk (88,2%). Air sumur tersebut diperoleh dari desa Lalembue yang diangkut dengan memakai pincara atau katinting. Ada juga yang telah memiliki sumur sendiri yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah mereka. Namun, air yang diperoleh tidak memenuhi syarat kesehatan.

c. Jamban Keluarga

Pada umumnya penduduk di Desa Muara Sampara membuang tinjanya di tempat yang tidak memenuhi syarat, seperti di semak-semak, sungai, empang, laut dan lain-lain. Ini disebabkan karena sebagian besar penduduk tidak memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat.

d. Pembuangan Sampah dan SPAL

Di desa Muara Sampara, tidak semua masyarakatnya membuang tinja di jamban. Sebanyak 88,2 % masyarakat membuang tinja di sembarang tempat (bukan jamban). Sebagian tempat pembuangan faces dilakukan di sungai, empang maupun semak-semak belakang rumah mereka. Hal ini tentu saja memberikan efek yang buruk terhadap kesehatan.

Rata-rata penduduk di Desa Muara Sampara belum mempunyai SPAL yang memenuhi syarat. Sekitar 80,9% penduduk belum mempunyai SPAL khusus. Sedangkan 19,1% penduduk lainnya sudah memiliki SPAL, namun yang memenuhi syarat hanya sebanyak 11 rumah (16,2%), dan yang tidak memenuhi syarat ada sebanyak 57 rumah (83,8%). Hal ini tentu memungkinkan air limbah untuk mengalir dan meresap ke sumber air bersih, seperti sumur, sehingga akan mempengaruhi kualitas air bersih.