Pemateri Pelatihan

Pelatihan Manajemen Surveilans yang dilaksanakan oleh Pengurus Daerah IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)/Public Health Association of Indonesia Prov. Sulawesi Tenggara Republik Indonesia (11 Mei 2013)

Peresmian Gedung Baru FKM UHO

Bersama Rektor Universitas Halu Oleo Kendari “Prof. DR. Ir. H. Usman Rianse, MS”, dalam peresmian gedung baru Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.

IAKMI : Bakti Sosial Korban Banjir

Tim bantuan sosial Pengurus Daerah IAKMI Prov. Sulawesi Tenggara, memberikan bantuan kepada korban banjir di Kecamatan Kapoaila Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Republik Indonesia

Bersama Istri Tercinta

Dalam suasana lebaran idul adha 2013 bersama Istri “Devi Savitri Effendy”

My Lovely Son and His Sister

Belajar menyukai gitar di usia dini berdua bersaudara “Barakh Alfath Tosepu" dan "Sansiviera Kesha Qalbi Tosepu”

Sabtu, Januari 17, 2009

Praktikum Kesehatan Masyarakat: "Kompetensi Dasar Sarjana Kesehatan Masayarakat"

Perkembangan kesehatan masyarakat dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berbagai permasalahan dalam masyarakat mengharuskan tenaga kesehatan untuk memiliki kemampuan dan kompetensi dasar sebagai calon sarjana kesehatan masyarakat, salah satunya memahami dan menguasai praktikum kesehatan masyarakat. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara sebagai salah satu perguruan tinggi penyelenggara pendidikan kesehatan masyarakat saat ini sedang menyelenggarakan praktikum kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di Laboratorium Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, yang dimuai dari tanggal 15 Januari 2009 sampai dengan 27 Januari 2009, dengan materi kegiatan yakni :

  1. AKK : menghitung unit cost pelayanan kesehatan,
  2. K3: pengukuran cahaya, getaran, dan landasan kerja,
  3. Biostatistik/KKB: membuat piramida penduduk, life tabel, pemecahan kelompok umur,
  4. Gizi: pengukuran status gizi dengan IMT,LILA,TLK,pengukuran Hb dan Glukosa darah,
  5. PKIP: tekhnik pengembangan media sederhana,
  6. Tekhnik komunikasi dan presentase Kesling: kualitas air minum,bakteriologi,identifikasi nyamuk,
  7. Epidemiologi: Pemeriksaan mikroskopik TBC, kusta, diare.

Kegiatan ini diikuti oleh 94 orang mahasiswa yang terbagi dua peminatan yakni peminatan epidemiologi dan administrasi kebijakan kesehatan (AKK). Dengan empat orang pendamping yakni: Ramadhan Tosepu, SKM, M.Kes., Asrun Salam, SKM, M. Kes., Suhadi, SKM ,M. Kes., dan Laode Ali Imran, SKM, M. Kes. Output dari kegiatan ini melahirkan mahasiswa yang mampu menguasai praktikum kesehatan masyarakat.

Sabtu, Januari 03, 2009

STUDI EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN SUNGAI LASOLO TAHUN 2008

Ramadhan Tosepu

ABSTRAK
Sungai Lasolo merupakan salah satu anak sungai yang bermuara di teluk kendari. Bahan buangan yang mencemari Sungai Lasolo yakni : Bahan Buangan Padat di sungai Lasolo berupa pasir, tanah, sisa bahan bangunan, serbuk-serbuk kayu dan tripleks, Bahan Buangan Organik, misalnya tinja, kotoran ayam, sisa tumbuhan dan daun yang berguguran, serta adanya bangkai tikus, Bahan Buangan Olahan Bahan Makanan, misalnya sisa makanan, daging, tulang sapi dan tulang ayam, Bahan Buangan Cairan Berminyak, misalnya minyak tanah dan oli yang berasal dari bengkel dan pangkalan minyak tanah, bahan Buangan Zat Kimia dapat berupa : Sabun (detergen, sampo dan bahan pembersih lainnya), berasal dari aktivitas penduduk (limbah rumah tangga), Zat warna kimia pada makanan, berasal dari penduduk yang membuat/menjual manisan mangga dan nenas, Plastik, berasal dari limbah-limbah rumah tangga, Zat kimia lainnya, berasal dari limbah rumah sakit (Rumah Sakit Santa Anna Kendari).
Kata kunci : organik,olahan bahan makanan,cairan minyak,zat kimia.

Manajerial Sarjana Kesehatan Masyarakat

Domain Kesehatan Masyarakat

Di dalam Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Masyarakat sebagai obyek dalam pelayanan kesehatan mengharapkan pelayanan yang maksimal yang mengacu pada tujuan dari pembangunan kesehatan, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan.

Salah satu dari pusat pelayanan kesehatan adalah terdapatnya pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) di tegaskan bahwa ada enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yakni Upaya Promosi Kesehatan , Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, serta Upaya Pengobatan dan Perawatan Dasar. Dari enam jenis pelayanan tersebut, terdapat lima program yang merupakan domain dari kesehatan masyarakat dan satu diantaranya merupakan domain dari dokter.

Manajerial Sarjana Kesehatan Masyarakat

Tanggal 24 Juli 2004 koran Suara Merdeka melaporkan bahwa pengangkatan Kepala Puskesmas Bulu, Hari Wiyono SKM M. Kes, ditentang oleh Sekretaris Komisi A DPRD Sukoharjo Drs. Muhammad Amin karena pengangkatan tersebut menyalahi tradisi, pertimbangannya sarjana kesehatan masyarakat (SKM) kurang memahami atau tidak tahu tentang persoalan-persoalan medis. Bagaimana menyuntik orang sakit dan memberikan resep obat yang tepat. Demikian pula bila ada persoalan kesehatan, dokter bisa bergerak cepat untuk mengantisipasi. Misalnya jika ada wabah demam berdarah, dokter bisa cepat bertindak ujarnya. Selanjutnya Kepala BKD Drs. Sugiyanto, MM mengatakan, pengangkatan Wiyono tidak menyalahi aturan. Alasannya, kedudukan kepala puskesmas lebih menitikberatkan pada manajemen. Yakni bagaimana menggerakkan roda kegiatan puskesmas untuk melayani masyarakat. Seorang sarjana kesehatan masyarakat lebih memahami masalah tersebut.

Kejadian tersebut telah empat tahun yang lalu terjadi, masikah peristiwa seperti yang dialami oleh Hari Wiyono, S.KM., M. Kes terjadi? Patut kita renungkan betapa tidak ilmiahnya bila hal itu masih terjadi, sekedar menggambarkan dalam situasi akademik kesehatan masyarakat dapat dibandingkan dengan kurikulum kesehatan masyarakat dengan kurikulum pendidikan kesehatan lainnya. Didalammnya akan terlihat dengan jelas mana yang mempelajari manajerial kesehatan secara menyeluruh, tentunya ini akan menjadi pelajaran buat kita semua dalam mewujudkan kesehatan yang optimal tidaklah pantas mengatakan bahwa profesi tertentulah yang paling baik dalam menyelesaikan masalah kesehatan, semua profesi kesehatan harus bekerja secara bersama-sama dan menempatkan posisi masing-masing sesuai dengan keahlian dan bakat yang dimilikinya yang tentunya berlandaskan dengan peraturan kesehatan yang berlaku.

Menurut keputusan Menkes RI, menegaskan bahwa kepala puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Disamping itu, kepala puskesmas dalam menjalankan tanggung jawab sebagai pemimpin di puskesmas lebih berorientasi pada tugas. Petugas puskesmas dituntut harus menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tepat pada waktunya. Hal tersebut menyebabkan pekerjaan menjadi rutinitas.

Sebagaimana diketahui bahwa pada setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan telah terdapat kesepakatan perlunya menerapkan ilmu menejemen. Pada dasarnya memang menejemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa menejemen semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Demikian juga halnya Puskesmas sebagai pusat penyelenggaraan pelayanan kesehatan perlu meningkatkan fungsi menejemen sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat demi terciptanya keadaan sehat. Pentingnya ilmu dalam menerapkan pelayanan kesehatan, menyebabkan keharusan bagi setiap petugas, terutama bagi pengelola pelayanan kesehatan untuk memahami apa yang dimaksudkan dengan menejemen dan atau administrasi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang termasuk di dalam kelompok tenaga sarjana kesehatan, dituntut untuk bertanggung jawab secara luas dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat yang ada. Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat berfungsi sebagai salah seorang menejer kesehatan di Puskesmas, hal ini sesuai dengan KEPMENKES RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas didalamnya memuat syarat sebagai kepala puskesmas yakni harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.

Fungsi manajerial kepala puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya, disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini, perlu dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan pembagian tugas dan giliran kerja yang merata di antara tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya, termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa perlu dilakukan secara teratur setidaknya sebulan sekali. Pembagian tugas dan penjadwalan pertemuan dilakukan melalui media Mini Lokakarya Puskesmas. Tujuan pertemuan berkala tersebut, antara lain adalah: Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari untuk dipecahkan bersama, Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya atau minggu yang akan datang, Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu, Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan dilaksanakan bersama, bila hal ini dijalankan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pelayanan kesehatan pada tingkat dasar akan terasa manfaatnya bagi masyarakat terlebih dalam pemerintahan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara H. Nur Alam, SE yang menekankan pelayanan kesehatan secara gratis.

Sehingga tidaklah berlebihan jika penulis mengajak untuk kembali kepandangan ilmu kesehatan masyarakat yang di sampaikan oleh Winslow (ilmuwan pertama yang mengemukakan definisi kesehatan masyarakat, pen) mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya pengorganisasian masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya (resources) yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Kegiatan dari kesehatan masyarakat itu mencakup : sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit, pendidikan kesehatan (higiene), manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan, dan pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Sebuah Renungan

Masalah kesehatan masyarakat sangatlah kompleks dan menyelesaikannya tidak semudah yang kita pikirkan, namun tidak berarti kita harus berhenti, upaya preventif adalah solusi bagi negeri ini. Langkah tersebut adalah langkah mulia dalam rangka mewujudkan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat.